Para peneliti telah memulai langkah awal untuk mengungkap kemungkinan adanya kehidupan di planet yang gres ditemukan di TRAPPIST-1, dan bagaimana kehidupan yang mungkin ada di sana.
Pada bulan Maret 2017, sebuah tim yang dipimpin oleh Michaël Gillon dari Belgium’s University of Liege mengumumkan bahwa TRAPPIST-1, sebuah bintang redup yang berada kira-kira 40 tahun cahaya dari kita, mempunyai empat planet berbatu selain tiga planet lain yang sudah diketahui sebelumnya (Gillon, et.al., 2017).
Planet-planet yang berada dalam zona hijau yaitu planet-planet yang mungkin sanggup ditinggali. Sumber gambar: NASA/JPL-Caltech Lisensi Public domain |
Akan tetapi, bintang merah kecil menyerupai TRAPPIST-1 sanggup memancarkan radiasi sinar X dan sinar ultraviolet yang sangat kuat. Pancaran sinar ultraviolet yang terlalu berpengaruh sanggup mengancam keberadaan kehidupan di suatu planet. Oleh alasannya hal tersebut dan alasannya mereka mengorbit terlalu erat dengan sang bintang, planet-planet TRAPPIST-1 mempunyai resiko yang sangat tinggi.
Saat ini para astronomer sedang mengungkap apakah mungkin kehidupan ada di sana, dan jikalau memang benar di sana ada kehidupan, bagaimana kita bisa mengamatinya.
Lisa Kaltenegger dan Jack O’Malley-James, peneliti dari Cornell University di New York, menguji bagaimana susunan atmosfer yang berbeda, sanggup mencegah sinar ultraviolet biar tidak mencapai permukaan planet-planet yang terletak di zona yang sanggup ditinggali. Mereka menemukan bahwa atmosfir yang serupa dengan atmosfir bumi dikala ini sanggup menunjukkan pemberian yang cukup bagi kehidupan.
Atmosfir yang tebalnya kurang dari 10% atmosfir bumi akan kurang efektif. Walaupun demikian, jikalau disniari dengan sinar ultraviolet yang sama berpengaruh dengan radiasi yang diterima bumi 2 milyar tahun yang lalu, kehidupan masih mungkin ada walaupun berat.
Atmosfir yang lebih tipis lagi, menyerupai dengan yang dimiliki bumi 3.9 milyar tahun yang lalu, hanya memungkinkan adanya kehidupan jikalau TRAPPIST-1 lebih rendah aktifitasnya. Walaupun demikian, ketika bintang ini menyemburkan radiasi, seluruh mahluk hidup harus berlindung di bawah permukaan planet, di dalam bahari atau di dalam gua. Bentuk kehidupan semacam tersebut memang aman, akan tetapi akan sulit untuk dideteksi (O'Malley-James & Kaltenegger, 2017).
Ilustrasi bagaimana planet-planet di sistem tata surya TRAPPIST-1 terlihat dari bumi dengan menggunakan teleskop khayal yang sangat kuat. Sumber gambar: NASA/JPL-Caltech Lisensi Public Domain |
Dalam penelitian lain, Kaltenegger dan rekannya yang lain di Cornell, Ramses Ramirez, menemukan bahwa aktifitas vulkanik sanggup melepaskan banyak hidrogen ke atmosfir dan menghangatkan planet-planet yang semestinya dingin. Hal ini sanggup memperlebar zona kehidupan di TRAPPIST-1, bahkan sampai planet terjauhnya (Ramirez & Kaltenegger, 2017).
Para peneliti telah memakai teleskop antariksa Hubble untuk mencari kemungkinan atmosfir yang bisa menyangga kehidupan pada enam planet di TRAPPIST-1. Pengganti Hubble, teleskop antariksa James Webb, sanggup meneruskan pekerjaan ini dengan melihat lebih erat komposisi kimiawi atmosfir masing-masing planet.
Orbit planet-planet yang terkoordinasi dan dekatnya jarak antar mereka, memungkinkan adanya perpindahan kehidupan dari satu planet ke planet lain. Yang tengah dicari oleh para peneliti yaitu kesamaan material biologis antar planet satu dengan yang lain, ujar Stephen Kane dari San Francisco State University.
Daftar Pustaka
- Gillon, M., et.al (2017). Seven temperate terrestrial planets around the nearby ultracool dwarf star TRAPPIST-1. Nature, 542(7642), 456-460.
- O'Malley-James, J. T., & Kaltenegger, L. (2016). Biofluorescent Worlds: Biological fluorescence as a temporal biosignature for flare star worlds. arXiv preprint arXiv:1608.06930.
- O'Malley-James, J. T., & Kaltenegger, L. (2017). UV Surface Habitability of the TRAPPIST-1 System. arXiv preprint arXiv:1702.06936.
- Ramirez, R. M., & Kaltenegger, L. (2017). A Volcanic Hydrogen Habitable Zone. The Astrophysical Journal Letters, 837(1), L4.
0 Response to "Menguak Kehidupan Di Sistem Tata Surya Trappist-1"
Post a Comment