Survei Selular Award memperlihatkan pengguna ponsel di Indonesia berlama-lama dikala menelepon. Gara-gara promosi atau memang tarif makin terjangkau ?
Sejak operator selular berlomba-lomba memperlihatkan tarif murah, ada kebiasaan gres bagi Miftahul (23 th) memakai ponsel. Mahasiswa salah satu sekolah tinggi tinggi terkemuka di Bogor ini mengaku lebih bahagia menelepon dibanding SMS. ’’Jatuhnya lebih murah, alasannya yaitu saya memakai kartu operator yang sama dengan teman. Sekali telepon dapat puluhan menit dan jatuhnya murah,” ibarat dilaporkan oleh bogul selular
Pengalaman ibarat Miftahul ini boleh jadi juga dirasakan oleh kebanyakan masyarakat pengguna ponsel. Kecenderungan ini terlihat dari hasil survei Selular Award 2008 yang diadakan Selular beberapa waktu lalu. Survei ini dilakukan oleh forum riset MARS dan melibatkan 2.362 responden pengguna ponsel di 7 kota besar Indonesia yakni Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, Medan, Makasar, dan Balikpapan. Survei ini memakai desain penelitian deskriptif/quantitative research dengan cara mewancarai responden memakai kuesioner terstruktur. Teknik sam-pling-nya memakai metode stratified random sampling dengan margin error 2,3%. Desain pertanyaan yang diajukan yaitu berapa usang rata-rata responden melaksanakan sambungan telepon.
Hasilnya, ternyata cukup mengejutkan. Presentase terbanyak orang melaksanakan telepon yaitu lebih dari 10 menit yakni 23% atau 543 orang yang menjawab. Selebihnya tersebar hampir merata di kisaran 1 -2 menit, 2-3 menit, 3-5 menit, dan 5-10 menit. Sedangkan yang menelepon kurang dari satu menit, hanya 100 responden atau 4,23% saja, (lihat grafis 1). Profil pelanggan yang menelepon tiap operator terlihat durasi meneleponnya (lihat tabel 1).
Dari hasil itu, bila rentang waktu menelepon >10 menit dibatasi hingga dengan 30 menit, maka rata-rata menelepon orang Indonesia yaitu 7,4 menit. Sementara bila digunakan rentang hingga satu jam, maka rata-rata meneleponnya berkembang menjadi 11 menit.
Nah, dengan kenyataan ibarat ini, tentu masuk akal bila makin banyak Miftahul lain yang gemar menelepon. Siapa takut menelepon lama, jikalau harganya juga relatif terjangkau?
0 Response to "Nelpon Usang Berjam Jam? Siapa Takut"
Post a Comment